Thursday

Vertikal di Pohon Kawung




Pak Mahro sedang menyadap Pohon Aren
Tumbuhan kokoh yang menjulur vertikal tengah dipanjat majikannya. Dia selalu minta untuk dimanja majikannya, dibelai setiap pagi dan sorenya. Loyalitas dia hanya diberikan kepada majikannya satu-satunya. Bayangkan saja. Tak mau dinasihati, digertak, diayomi, dirangkul, dipikul selain oleh majikannya. Reaksi kimia antara dia dan majikannya sudah terjalin sejak pertama kali majikannya menyentuhnya. Dan sejak saat itulah cinta dalam dirinya tumbuh sampai sekokoh saat ini. Dia hanya bisa memberi kepada yang dia kenali itu mulai dari rambut hitamnya, tangan hijaunya, darah manisnya, hingga berlian putihnya. Nyawa beserta cintanya baru redup setelah majikannya tak lagi menyentuhnya, lalu ditebang orang lain dengan urusan lain. Majikannya, dalam renungan hubungan manis dengan dia, tetap menaruh rasa cinta buat dia. Cinta yang tak akan habis dimakan waktu, karena anak cucu dia terus bertebaran di muka bumi dalam menjalin harapan hidup, bibit-bibit yang mencari cinta sejati seorang manusia.


foto : Malik Abdul Azis (angkatan Q)
teks : M. Ridla Alfaruqi (angkatan O)

No comments:

Post a Comment

Pesan, kritik dan Saran yang membangun.