Sumber gambar: http://cerpin.com |
Ini kisah tentang sebuah frasa yang belum sempurna,
Yang terhalang keraguan atas keniscayaan semesta.
Kala itu putri malam dan cahaya surga bersama di sana,
Menatap konstelasi cahaya yang berserakan indah di atas tanah-tanah gelap sailendra.
Mereka begitu dekat meski tak hangat,
Hanya ada bisik harap dalam benak cahaya surga tuk memberi cahaya pada sang putri,
Agar ia bersinar penuh,
Menerangi malam-malam yang penuh keluh.
Tapi sang putri hanya menerima cahaya dari sang surya,
Atau mungkin cahaya surga hanya berprasangka,
Prasangka tersebab sang putri malam yang hanya terdiam,
Bias terpendar di angkasa yang dipenuhi kabut malam.
Kini cahaya surga menanti sang putri malam tuk sejenak melihat,
Memberikan setidaknya tanda-tanda isyarat,
Agar cahaya surga tak harus menerus meniti eliptika,
Melangkah bersama harapan tanpa tau ia telah gugur sirna.
Sebab ini adalah sebuah asa,
Tuk menyempurnakan sebuah frasa,
Agar terhapus lebur sebuah inklinasi yang terjadi,
Hingga akhirnya putri malam dan cahaya surga dapat berbagi lelah bersama di kala senja nanti.
Kalibrasi Lintang Selatan
28 oktober 2016
Oleh Bintang Pamungkas [BH 283 Q]
No comments:
Post a Comment
Pesan, kritik dan Saran yang membangun.